Dampak Kemarau
Gagal Panen Hantui Produksi Beras
Satgas Pangan Polri temukan tiga daerah yang gagal panen padi akibat kemarau dan serangan hama.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F08%2F23%2F637bcde2-1491-4ee9-ab38-31ae3904e50d_jpg.jpg)
Aparat desa menunjukkan sawah yang kekeringan di Desa Suranenggala, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (23/8/2024). Sekitar 200 hektar sawah di area itu terdampak kekeringan. Bahkan, menurut warga, sudah ada 3 hektar sawah gagal panen.
JAKARTA, KOMPAS — Produksi padi pada Agustus, September, dan Oktober 2024 berpotensi meningkat dibandingkan realisasi produksi padi periode sama tahun lalu. Perluasan areal tanam padi dan pompanisasi menjadi pemicunya. Namun, potensi peningkatan produksi padi itu dihantui gagal panen di sejumlah daerah.
Berdasarkan hasil kerangka aampel area (KSA) padi pada Juli 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan luas tanam padi Agustus, September, dan Oktober 2024 masing-masing 1,01 juta hektar (ha), 0,97 juta ha, dan 0,85 juta ha. Potensi luas tanam itu di atas realisasi tanam padi pada Agustus, September, dan Oktober 2023 yang masing-masing 0,86 juta ha, 0,84 juta ha, dan 0,7 juta ha.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "Gagal Panen di Sejumlah Daerah Hantui Produksi Beras".
Baca Epaper Kompas