logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊImpor Energi Kian Mahal, APBN ...
Iklan

Impor Energi Kian Mahal, APBN Makin Tertekan

Saat ini, terjadi pelemahan rupiah dan tren kenaikan harga minyak. Beban APBN bisa kian berat menanggung subsidi.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 0 menit baca
Petugas mengisi bahan bakar minyak jenis pertalite di SPBU 31.128.02 MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2024). Sepekan terakhir, ramai kabar yang menyebutkan pertalite akan diganti dengan pertamax green. Adapun Pertamina menyebut pencampuran gasolin RON 90 dengan bioetanol untuk menjadi produk pertamax green 92 masih dalam tahap kajian.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Petugas mengisi bahan bakar minyak jenis pertalite di SPBU 31.128.02 MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2024). Sepekan terakhir, ramai kabar yang menyebutkan pertalite akan diganti dengan pertamax green. Adapun Pertamina menyebut pencampuran gasolin RON 90 dengan bioetanol untuk menjadi produk pertamax green 92 masih dalam tahap kajian.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pengamat menilai situasi makroekonomi yang tidak stabil dan nilai tukar rupiah yang melemah berpotensi meningkatkan biaya pengadaan energi sehingga akhirnya menambah beban APBN. Celakanya, tren harga minyak mentah juga tengah naik.

Pengamat ekonomi energi sekaligus dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung, Yayan Satyakti, dihubungi Sabtu (29/6/2024), mengatakan, instabilitas makroekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memberatkan APBN. Ia menaksir harga BBM bisa naik hingga 50 persen jika mengacu harga keekonomian.

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan