Gus Yahya: Jaringan Bisnis NU Cukup Kuat untuk Kelola Tambang
Perangkat organisasi NU dinilai bisa menjangkau hingga ke tingkat desa. NU akan mempersiapkan infrastruktur bisnis.
![Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat mengikuti Hari Lahir Ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, (20/1/2024).](https://cdn-assetd.kompas.id/dVQqANbNekZmCV6UfFgO1Ey38b4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F01%2F20%2Ffaaa5f69-4b11-42a7-a5a8-442c8158c8a7_jpg.jpg)
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat mengikuti Hari Lahir Ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, (20/1/2024).
JAKARTA, KOMPAS β Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menilai kebijakan pemerintah memberikan privilese kepada ormas keagamaan untuk mendapat izin tambang batubara sebagai terobosan. Pihaknya pun meyakini bisa menjalankan tanggung jawab tersebut, salah satunya karena PBNU memiliki jaringan bisnis yang kuat.
βNU telah siap dengan sumber daya manusia mumpuni, perangkat organisasi lengkap, dan jaringan bisnis yang cukup kuat untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut. Itu semua akan menjadi saluran efektif untuk mengantarkan manfaat dari sumber daya ekonomi yang oleh pemerintah dimandatkan kepada NU untuk mengelolanya,β kata Yahya dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (3/6/2024).