logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊEkonomi Rendah Karbon Melalui ...
Iklan

Ekonomi Rendah Karbon Melalui CCS, Bagaimana Peluang Indonesia?

Indonesia memiliki potensi besar untuk kapasitas penyimpanan CO2. Di sisi lain, ada sejumlah tantangan dalam CCS.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 0 menit baca
Petugas lapangan memantau proses injeksi karbon dioksida di Sumur JTB-161 lapangan Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022). Injeksi karbon dioksida ini merupakan penerapan dari hasil studi bersama antara PT Pertamina (Persero) dan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation. Penerapan metode ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Petugas lapangan memantau proses injeksi karbon dioksida di Sumur JTB-161 lapangan Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022). Injeksi karbon dioksida ini merupakan penerapan dari hasil studi bersama antara PT Pertamina (Persero) dan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation. Penerapan metode ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak dan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage/CCS kian jadi perbincangan di tengah transisi energi, bahkan sempat disinggung di salah satu sesi debat Pemilu Presiden 2024. Pemerintah pun selangkah lagi meluncurkan regulasi terkait teknologi yang diyakini bakal menunjang peralihan dari energi fosil ke energi rendah emisi itu.

CCS ialah teknologi penangkapan dan penyimpanan emisi karbon sehingga tidak terlepas ke atmosfer. Karbon yang dihasilkan, baik dari industri minyak dan gas bumi maupun nonmigas, ditangkap kemudian disuntikkan ke perut bumi. Penyimpanan karbon dioksida (CO2) bisa di depleted reservoir (reservoir migas yang telah mengalami penurunan produksi) atau saline aquifer (reservoir air bersalinitas tinggi).

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan