Sektor Energi Bersiap Ramaikan Bursa Karbon Nasional
Peluang keikutsertaan perusahaan-perusahaan energi dalam bursa karbon cukup besar. Pasalnya, perusahaan-perusahaan yang menghasilkan emisi gas rumah kaca tinggi perlu penyeimbangan.
![Suasana di <i>rig</i> Pertamina di Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, bagian dari Wilayah Kerja Rokan (Blok Rokan), Senin (8/8/2022).](https://cdn-assetd.kompas.id/7HVwpXY_N5IYBwoM5N4WVKNgRAc=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F08%2F08%2F5608ee5e-c4c1-405b-aa9d-b79dca61ee56_jpg.jpg)
Suasana di rig Pertamina di Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, bagian dari Wilayah Kerja Rokan (Blok Rokan), Senin (8/8/2022).
JAKARTA, KOMPAS β Sektor energi, sebagai salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca, diyakini bakal memanfaatkan bursa karbon nasional, oleh Bursa Efek Indonesia, yang resmi diluncurkan Selasa (26/9/2023). Di sisi lain, sosialisasi perlu dimasifkan oleh semua sektor agar ekosistem perdagangan karbon bisa segera terbangun.
Selepas peluncuran oleh Presiden Joko Widodo, Selasa, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, 459.953 ton unit karbon (CO2) senilai Rp 29,2 miliar diperdagangkan dari satu-satunya penjual, yaitu Pertamina New and Renewable Energy (PNRE). Sejumlah bank tercatat sebagai pembeli pertama unit karbon tersebut.