Perekonomian Kawasan
ASEAN Dorong Ekonomi Hijau yang Inklusif
Bagi pelaku bisnis ASEAN, yang paling penting dalam pembangunan ekonomi bukan ‘hijau’ saja, tetapi tidak boleh meninggalkan siapa pun. Pebisnis ASEAN juga perlu memastikan masyarakat dapat keluar dari kemiskinan
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F09%2F04%2Fbed90029-6893-40c9-9b03-fe484f325feb_jpg.jpg)
Sejumlah panel surya terpasang di halaman Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Penerapan prinsip-prinsip ekonomi hijau akan memperkuat daya saing sebuah negara, bahkan kawasan. Namun, kalangan pebisnis ASEAN menilai, ekonomi hijau perlu didorong secara inklusif untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dan tidak memperbesar kemiskinan.
Dalam sesi yang dipandu Menteri Perdagangan 2011-2014 Gita Wirjawan, Pendiri Forum Ekonomi Dunia (WEF) Klaus Martin Schwab menyoroti penerapan ekonomi hijau yang dianggap hanya sebagai kewajiban demi menjaga stabilitas negara dalam menghadapi perubahan iklim.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "ASEAN Dorong Ekonomi Hijau yang Inklusif".
Baca Epaper Kompas