Pengguna KRL Minta Kebutuhan Publik Diutamakan
Masyarakat pengguna kereta rel listrik mendesak pemerintah lebih mengutamakan kebutuhan publik dalam polemik rencana impor 29 rangkaian kereta dari Jepang. PT KCI juga didesak memperbaiki rencana peremajaan armada.
JAKARTA, KOMPAS β Kelompok masyarakat pengguna kereta rel listrik atau KRL mendesak pemerintah untuk lebih mengutamakan kebutuhan publik dalam polemik rencana impor 29 rangkaian kereta dari Jepang. Di sisi lain, PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI didesak untuk memperbaiki perencanaan peremajaan armada lebih dini.
Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, Faela Sufa, menegaskan, permintaan publik akan gerbong KRL baru sudah sangat krusial. Jika memang PT Industri Kereta Api (INKA) belum bisa memenuhi permintaan tersebut, impor pun tidak dapat ditunda lagi mengingat setiap hari ada sekitar 830.000 pengguna KRL.
βSaya setuju kita harus memproteksi industri dalam negeri, tetapi kita tidak bisa memungkiri (bahwa) demand sudah sangat urgent. Tidak apa-apa impor dalam jangka waktu tertentu (2023-2024), tetapi kita juga harus ada mitigasi, misalnya, berapa tahun lagi harus ada pergantian gerbong,β kata Faela, Senin (27/3/2023), dalam diskusi daring yang digelar Institute of Public Policy Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.