logo Kompas.id
EkonomiPotensial dalam...
Iklan

Potensial dalam ”Friendshoring”, Indonesia Perlu Tingkatkan Daya Saing

”Friendshoring” ialah gagasan atau inisiatif yang disampaikan United States (AS) Treasury Secretary, Janet Yellen. AS ingin memindahkan bisnis dekat dengan sumber bahan baku guna menekan potensi risiko eksternal.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 1 menit baca
Foto aerial New Priok Container Terminal One di Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/2/2023). Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 yang mencapai 5,31 persen secara tahunan ditopang oleh hampir seluruh komponen perhitungan produk domestik bruto, yaitu konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Foto aerial New Priok Container Terminal One di Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/2/2023). Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 yang mencapai 5,31 persen secara tahunan ditopang oleh hampir seluruh komponen perhitungan produk domestik bruto, yaitu konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.

JAKARTA, KOMPAS — Dengan kekakayaan sumber daya alamnya, Indonesia berpotensi ambil bagian dalam gagasan friendshoring atau memastikan keberlanjutan bisnis dengan kebutuhan rantai pasok, yang diserukan Amerika Serikat. Namun, untuk mencapai itu, Indonesia masih memiliki tantangan seperti perlunya peningkatan daya saing dalam menghasilkan produk.

Friendshoring ialah gagasan atau inisiatif yang disampaikan United States (AS) Treasury Secretary, Janet Yellen. Inisiatif tersebut menekankan bahwa AS perlu bekerja sama dengan para negara mitra tepercaya guna memastikan rantai pasok dalam bisnis, termasuk manufaktur. Dengan demikian, risiko eksternal terhambatnya rantai pasok dapat ditekan sekecil mungkin.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan