Kendati Naik, Literasi Keuangan Perlu Terus Didorong
Kendati terus naik, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia dinilai masih rendah. Sebagian masyarakat sekadar mengakses layanan jasa keuangan, tapi belum paham sepenuhnya cara kerja, risiko, maupun produk lainnya.
JAKARTA, KOMPAS β Kendati meningkat dalam sembilan tahun terakhir, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia dinilai masih rendah. Masyarakat masih rentan tertipu produk keuangan ilegal. Untuk itu, pemerintah perlu lebih agresif mendorong literasi keuangan agar membuahkan hasil signifikan.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dirilis pada Sabtu (29/10/2022) di Jakarta, indeks literasi keuangan menyentuh angka 49,68 persen. Level literasi keuangan meningkat 27,88 persen poin dari 21,84 persen pada SNLIK pertama pada tahun 2013. Artinya, dalam sembilan tahun terakhir, pemahaman serta keterampilan masyarakat dalam pengelolaan keuangan meningkat.