logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊHilirisasi Batubara Tekan...
Iklan

Hilirisasi Batubara Tekan Beban Impor Elpiji

Hilirisasi batubara dengan skema gasifikasi dapat mengurangi beban impor elpiji yang selama ini membuat neraca perdagangan negara tidak sehat. Proyek yang dibangun di Sumsel diharapkan tuntas 30 bulan ke depan.

Oleh
RHAMA PURNA JATI
Β· 1 menit baca
Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (kiri) serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif (kanan) meninjau tempat pembangunan proyek gasifikasi batubara di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kecamatan Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022). Proyek ini ditargetkan selesai sampai 30 bulan ke depan. Konversi diharapkan dapat mengurangi biaya impor elpiji yang sangat membebani APBN.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (kiri) serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif (kanan) meninjau tempat pembangunan proyek gasifikasi batubara di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kecamatan Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022). Proyek ini ditargetkan selesai sampai 30 bulan ke depan. Konversi diharapkan dapat mengurangi biaya impor elpiji yang sangat membebani APBN.

PALEMBANG, KOMPAS β€” Proyek hilirisasi batubara menjadi dimetil eter mulai dibangun di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022). Proyek yang ditargetkan tuntas dalam 30 bulan ke depan ini, menurut Presiden Joko Widodo, diharapkan mampu menekan besarnya biaya impor liquefied petroleum gas (elpiji) yang selama ini membebani anggaran negara dan hanya menguntungkan negara lain. Di sisi lain, pembangunan ini kontradiktif dengan komitmen pemerintah untuk mulai beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan.

Hadir dalam peresmian tersebut Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dan beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju, seperti Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara Pramono Anung, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.

Editor:
AGNES BENEDIKTA SWETTA BR PANDIA
Bagikan