logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บTarif Kereta Komuter Diusulkan...
Iklan

Tarif Kereta Komuter Diusulkan Naik, Pertimbangkan Kemampuan Publik

Tarif kereta komuter diusulkan naik setelah tujuh tahun tanpa penyesuaian. Hasil survei menunjukkan peningkatan kemampuan membayar. Namun, faktor lain dinilai perlu jadi pertimbangan, seperti situasi pandemi Covid-19.

Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Ho88bsYLQUQ4fqKE5pGyfTvY8Ug=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2Ff7615fad-6893-4f5e-9e0b-d0d4d5431d7f_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Calon penumpang KRL Commuterline bergerak masuk ke dalam peron di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (5/1/2022).

JAKARTA, KOMPAS โ€” Setelah hampir tujuh tahun tanpa penyesuaian, tarif kereta komuter diwacanakan naik. Berdasarkan hasil survei dan berbagai analisis, tarif untuk 25 kilometer pertama diusulkan naik dari Rp 3.000 menjadi Rp 5.000 per orang lalu untuk 10 kilometer berikutnya tetap Rp 1.000 per orang.

Namun, meski usul kenaikan telah dilengkapi berbagai pertimbangan, termasuk besaran subsidi yang harus ditanggung pemerintah per tahun, wacana kenaikan itu dinilai belum tepat dengan kondisi saat ini. Terlebih, di masa pandemi Covid-19, kebutuhan hidup terus meningkat tidak diimbangi dengan pendapatan masyarakat.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan