logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บPermintaan Dollar AS Berkurang...
Iklan

Permintaan Dollar AS Berkurang hingga 5,26 Miliar Dollar AS

Demi menjaga stabilitas sistem keuangan dan nilai tukar, Bank Indonesia menerapkan kebijakan penggunaan mata uang lokal sejak 2018 sampai saat ini. Ketergantungan terhadap mata uang dollar AS pun turun.

Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MML-jf5kitZ41cFYivOSRR3WbfI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F529652b8-fee3-40d2-af57-b37b7e8e6808_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Warga keluar dari tempat penukaran valuta asing โ€Dolarindoโ€, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (9/11/2020). Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDor) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah pada Senin (9/11/2020) tercatat Rp 14.172 per dollar AS. Angka itu menguat 149 poin jika dibandingkan dengan Sabtu (7/11/2020).

JAKARTA, KOMPAS โ€” Sejak pemberlakuan kebijakan penggunaan mata uang lokal (local current settlement/LCS) pada 2018 sampai saat ini, permintaan atau ketergantungan terhadap mata uang dollar AS berkurang hingga 5,26 miliar dollar AS. Ini berasal dari perdagangan dan investasi empat mitra dagang utama Indonesia, yakni China, Jepang, Malaysia, dan Thailand.

Melalui kerja sama LCS, dunia usaha Indonesia dengan negara mitra dagang, seperti Malaysia, Jepang, Thailand, dan China, bisa menggunakan mata uang lokal masing-masing ketika bertransaksi perdagangan dan investasi. Sebelum ada kerja sama ini, transaksi dengan negara-negara tersebut menggunakan mata uang dollar AS.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan