Ekonomi Digital
Perluasan Adopsi QRIS Perlu Kolaborasi
Upaya menambah jumlah gerai dan transaksi memakai QRIS membutuhkan kolaborasi Bank Indonesia dengan pemerintah daerah, lintas kementerian, industri finansial, dan teknologi digital.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F5cc3b221-4322-41c5-97d9-e35ae0dc6cf7_jpg.jpg)
Pojok kode respons cepat standar Indonesia (QRIS) dalam Pagelaran UMKM Karya Kreatif Banua-Go Digital di Atrium Duta Mall, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (6/3/2021). Dalam rangka transformasi digital UMKM, para pelaku UMKM terus didorong untuk menerapkan digitalisasi pembayaran dengan QRIS.
JAKARTA, KOMPAS — Penerapan kode respons cepat standar Indonesia atau QRIS terus diperluas agar semakin banyak pelaku usaha mikro, kecil, menengah, dan konsumen menggunakannya sehingga transaksi meningkat. Namun, perluasan adopsi QRIS membutuhkan kolaborasi antara regulator, penyedia layanan finansial, dan perusahaan teknologi digital.
Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Thomas Wahyudi mengatakan, hingga akhir tahun 2021, pihaknya menargetkan ada tambahan 300.000 gerai (merchant) sehingga total menjadi 1,5 juta gerai yang menerapkan kode respons cepat standar Indonesia (QRIS).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Perluasan Adopsi QRIS Perlu Kolaborasi".
Baca Epaper Kompas