logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊDunia Tinggalkan Batubara,...
Iklan

Dunia Tinggalkan Batubara, Indonesia Pacu Hilirisasi

Indonesia berupaya memacu hilirisasi batubara yang bernilai tambah dan diklaim lebih ramah lingkungan. Gasifikasi batubara menjadi bahan bakar gas alternatif merupakan salah satu opsi mengurangi dampak emisi karbon.

Oleh
Agnes Theodora
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-_8aR5PVtoKlAfx0Kg32U7sV_Ns=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F34443a17-fe5b-42bc-9a6a-5315ccfcccf8_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Tongkang bermuatan batubara melintas di Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (8/3/2021). Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, produksi batubara Indonesia per 8 Maret 2021 sebesar 93,42 juta ton atau setara 16,99 persen dari target produksi sebesar 550 juta ton pada 2021.

JAKARTA, KOMPAS β€” Ketika sejumlah negara investor utama ramai-ramai meninggalkan batubara dan beralih ke energi hijau, Indonesia memacu hilirisasi batubara yang bernilai tambah dan diklaim lebih ramah lingkungan. Gasifikasi batubara dijadikan salah satu opsi untuk mengurangi dampak emisi karbon dari batubara sembari tetap mengolah cadangan yang melimpah di Tanah Air.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko mengatakan, sebagai sumber energi, batubara diproyeksikan masih memainkan peranan penting hingga 20 tahun ke depan. Pada Kebijakan Energi Nasional, batubara masih akan mengambil porsi sekitar 30 persen dalam bauran energi nasional pada 2025.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan