logo Kompas.id
EkonomiAdaptasi Protokol Kesehatan...
Iklan

Adaptasi Protokol Kesehatan dan Aktivasi Stasiun

Pandemi Covid-19 tak boleh menghentikan kinerja pembangunan, betapapun sulitnya menghadapi protokol kesehatan yang ketat. Stasiun Pondok Rajeg dan Gunung Putri menjadi pekerjaan besar yang mesti diselesaikan.

Oleh
Stefanus Osa Triyatna
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/W-Ove8btSbzr79dKvE-yGFrY7tY=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F20210816_124453_1629288931.jpg
KOMPAS/STEFANUS OSA

Wajah Stasiun Pondok Rajeg, Cibinong, Jawa Barat, Senin (16/8/2021), yang telah bertahun-tahun tak difungsikan lagi sebagai stasiun. Reaktivasi menjadi tantangan besar, karena dengan target operasional tahun 2023, maka kemacetan lalu lintas akan tetap terjadi di Stasiun Citayam maupun Stasiun Cibinong.KOMPAS/Stefanus Osa

Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan HUT ke-76 Republik Indonesia, Selasa (16/8/2021), mengatakan, “Walaupun kita sangat berkonsentrasi dalam menangani permasalahan kesehatan, tetapi perhatian terhadap agenda-agenda besar menuju Indonesia Maju tidak berkurang sedikit pun. Pengembangan sumber daya manusia berkualitas tetap menjadi prioritas. Penyelesaian pembangunan infrastruktur yang memurahkan logistik, untuk membangun dari pinggiran dan mempersatukan Indonesia, terus diupayakan.”

Bicara tanggung jawab “membangun dari pinggiran”, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beberapa pekan lalu menaruh perhatian besar pada nasib dua stasiun kereta yang sampai kini tak lagi berfungsi, yakni Stasiun Pondok Rajeg dan Stasiun Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Berdiri di bekas peron itu, gagasan mengaktifkan kembali stasiun itu tercetus. Bahkan, reaktivasi itu disebut sebagai salah satu aktualisasi perintah Presiden.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan