logo Kompas.id
EkonomiMata Uang Lokal ”Menantang”...
Iklan

Mata Uang Lokal ”Menantang” Dollar AS

Mudahkah mengimplementasikan penggunaan mata uang lokal atau ”local current settlement” (LCS) dalam perdagangan internasional untuk ”menantang” dan ”menyisihkan” dollar AS?

Oleh
Hendriyo Widi
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/l0qi-HMBut9F-E_-yEXLA4jCm6s=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_15678973_122_0.jpeg
REUTERS/TYRONE SIU

Seorang warga berjalan melewati iklan yang mempromosikan layanan pertukaran renminbi (RMB) atau yuan, dollar AS, dan euro di toko valuta asing di Hong Kong, pada 13 Agustus 2015.

Rupiah dan yuan atau renminbi tengah ”menantang” dollar Amerika Serikat. Tak hanya sampai di situ, ”tantangan” serupa juga diserukan rupiah bersama ringgit, baht, dan yen.

Seusai berakhirnya era ”gold standard”, zaman emas menjadi acuan perdagangan internasional dan pasar keuangan, dollar AS mulai naik daun. Tepatnya saat Perjanjian Bretton Woods pada 1944 digulirkan. Perjanjian yang diiniasi AS bersama negara-negara sekutunya dalam Perang Dunia II, yakni Inggris, Perancis, Uni Soviet, dan China, ini salah satunya menghasilkan kesepakatan penggunaan dollar AS sebagai alat ukur dan kontrol nilai tukar.

Editor:
Nur Hidayati
Bagikan