logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊAncaman Pandemi dari...
Iklan

Ancaman Pandemi dari Resistansi Antimikroba

WHO menyebut resistansi antimikroba salah satu dari 10 besar ancaman kesehatan masyarakat global. Penyalahgunaan dan penggunaan antimikroba berlebihan mendorong patogen resistan terhadap obat.

Oleh
J GALUH BIMANTARA/FAJAR RAMADHAN/ADITYA DIVERANTA/KHAERUDIN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Zbx5jdR36HoCC-W8RLrJs_77TNw=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2FDSC06031_1625589077.jpg
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Para anak buah kandang sedang memanen ayam pedaging di salah satu kandang peternakan di daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Kamis (20/5/2021).

JAKARTA, KOMPAS - Pada tahun 2050 diperkirakan 10 juta nyawa manusia melayang pertahun akibat penyakit yang dipicu antimicrobial resistance/resistansi antimikroba (AMR).  Tanpa antimikroba yang efektif, pengobatan modern dalam menyembuhkan infeksi, termasuk selama operasi besar dan kemoterapi kanker, akan berisiko tinggi.

Meski potensi bencana kesehatan akibat kuman kebal obat diyakini tidak secepat virus korona baru memicu pandemi Covid-19, namun, jika pengendalian resistansi hanya setengah hati, pandemi baru bisa saja tidak bisa dicegah lagi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dampak pandemi akibat AMR adalah kematian dan kecacatan, penyakit berkepanjangan yang mengakibatkan rawat inap lebih lama di rumah sakit, kebutuhan obat-obatan yang lebih mahal, dan krisis keuangan.

Editor:
khaerudin
Bagikan