logo Kompas.id
EkonomiEkosistem ”Start Up” di...
Iklan

Ekosistem ”Start Up” di Indonesia Semakin Matang

Masih banyak perusahaan rintisan berbasis teknologi atau ”start up” membutuhkan akses pendanaan dan pendampingan dari modal ventura. Situasi ini berlangsung bersamaan di tengah semarak ”start up” ingin masuk bursa saham.

Oleh
Mediana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XXFLZ4Qe4S12mS3Ul4TmXLjevOE=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2FWhatsApp-Image-2021-06-09-at-17.07.49_1623236987.jpeg
DOKUMENTASI GRAB

Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia, dan Nicko Widjaja, CEO BRI Ventures (depan kiri ke kanan). William Setiawan, Co-Founder TaniHub Group, Kevin Osmond, CEO of Printerous, Muhammad Rizky Anies, CEO GREDU (belakang kiri ke kanan).

JAKARTA, KOMPAS — Maraknya fenomena usaha rintisan berbasis teknologi (start up) melantai di bursa saham memberi peluang bagi pemodal ventura untuk tetap berinvestasi ke start up nasional. Situasi ini dinilai menunjukkan ekosistem start up di Indonesia semakin matang.

CEO BRI Ventures Nicko Widjaja menyampaikan pandangan tersebut di sela-sela peluncuran Grab Ventures Velocity Batch 4 x Sembrani Wira dari BRI Ventures, Rabu (9/6/2021), di Jakarta. Bagi perusahaan modal ventura atau venture capital (VC), adanya fenomena sejumlah start up terjun ke bursa saham, justru memberi proyeksi yang lebih jelas terkait pengembalian investasi.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan