logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBerdayakan Koperasi Peternak...
Iklan

Berdayakan Koperasi Peternak Sapi Perah

Timpangnya pertumbuhan permintaan dan produksi membuat defisit susu sapi makin lebar. Impor susu dan produk susu terus naik, sementara porsi susu nasional kian susut. Pemerintah dinilai perlu memberdayakan koperasi susu.

Oleh
M Paschalia Judith J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MibmA54o9sHDlbCcENRr3ePRgNo=/1024x577/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2Fe6694cd1-5192-493f-bdea-4cf5f5ec8bcb_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Aktivitas memberi pakan dilakukan Somad (38) di kandang ternak sapi perah miliknya di Kampung Pacilong, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (12/10/2020). Kampung permukiman padat ini memiliki 23 peternak sapi perah dan menjadi sentra penghasil susu perah di tengah perkotaan.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pemerintah dinilai perlu memperkuat koperasi peternak sapi perah guna menggenjot populasi sapi dan produksi susu segar dalam negeri. Pertumbuhan produksi dan permintaan susu yang makin timpang selama ini berpotensi membuat Indonesia semakin bergantung pada susu dan produk susu impor.

Selama kurun 2015-2018, konsumsi atau permintaan susu tumbuh 11,73 persen, sementara produksi susu segar dalam negeri rata-rata hanya tumbuh 6,13 persen per tahun (Kompas, 16/9/2020). Dampaknya, impor susu dan produk susu terus naik. Data Kementerian Perdagangan, nilai impor susu dan produk susu cenderung naik, yakni dari 326,7 juta dollar AS tahun 2016 menjadi 541,6 juta dollar AS tahun 2020.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan