logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊKonsumsi Daging Tinggi Jelang ...
Iklan

Konsumsi Daging Tinggi Jelang Lebaran, Hati-hati Potensi Penyakit yang Menular lewat Pangan Hewani

Saat permintaan daging selama Lebaran bertambah, ada kemungkinan peternak tertentu menyalahgunakan obat untuk memacu produktivitas. Karena itu, penggunaan obat pada hewan perlu diawasi lebih ketat.

Oleh
ADITYA DIVERANTA/JOHANES GALUH BIMANTARA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gDm-pp6QI5hCwnJEK5oP-UB1lMk=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2Fd4f309c9-f79b-406a-8ca1-897a21d6dfb1_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Penjual daging sapi di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Senin (10/5/2021). Beberapa hari menjelang Lebaran, harga sejumlah komoditas pangan, seperti daging ayam, daging sapi, bawang merah, dan cabai, mengalami kenaikan. Daging sapi di sejumlah pasar di Jakarta dijual Rp 140.000-Rp 160.000 per kilogram.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sebanyak 536 pengawas obat hewan memastikan keamanan bahan pangan hewani menjelang momen Lebaran tahun 2021. Hal tersebut untuk mengantisipasi penggunaan obat yang tidak bijak pada hewan ternak sehingga turut memengaruhi kesehatan konsumen.

Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fadjar Sumping Tjatur Rasa menuturkan, ada potensi penyakit yang menular lewat pangan hewani ke manusia. Salah satunya jika ada residu obat pada daging hewan tersebut.

Editor:
khaerudin
Bagikan