logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊOkupansi Ruang Perkantoran...
Iklan

Okupansi Ruang Perkantoran Makin Tertekan

Pasar perkantoran masih menghadapi tantangan besar tahun ini. Selain dampak pandemi Covid-19, tingkat okupansi ruang kantor turun seiring bertambahnya pasokan. Peluang muncul bagi bisnis perkantoran yang fleksibel.

Oleh
BM Lukita Grahadyarini
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Clv8cOnlEYD0_u4BRZymB3aRkps=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2Fc51bfd1f-177b-40b3-bf20-9358d6bc3e1d_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pekerja merampungkan pembangunan perkantoran di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (15/2/2021). Pemprov DKI Jakarta mempercepat perizinan gedung, dari 360 hari kerja menjadi 57 hari kerja untuk mendorong geliat sektor properti dan mendongkrak pemulihan ekonomi dalam masa pandemi.

JAKARTA, KOMPAS β€” Tren sewa ruang perkantoran di Jakarta diproyeksikan terus menurun karena dampak pandemi Covid-19. Okupansi perkantoran kian tertekan oleh pasokan ruang kantor yang berlebih sampai tahun 2022. Namun, peluang baru muncul di bisnis ruang kerja bersama atau coworking space.

Menurut Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto, selain pandemi Covid-19, turunnya sewa ruang perkantoran juga dipicu oleh semakin banyaknya suplai perkantoran. Hingga tahun 2020, suplai ruang baru perkantoran terus meningkat seiring selesainya proyek-proyek pembangunan.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan