logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBelum Pulihnya Daya Beli Bakal...
Iklan

Belum Pulihnya Daya Beli Bakal Pengaruhi Pertumbuhan Kredit Tahun Ini

Daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih akan memperlambat pertumbuhan kredit. Sementara pelaku usaha membutuhkan kredit dengan bunga yang lebih kompetitif.

Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VHftY3G8xiidYlgBN7szsCwqDAI=/1024x655/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_1875401_74_0.jpeg
KOMPAS/PRIYOMBODO

Petugas melayani calon nasabah yang berkonsultasi mengenai kredit pembiayaan rumah dalam Indonesia Property Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (1/9/2013).

JAKARTA, KOMPAS β€” Bank-bank umum konvensional telah menurunkan suku bunga dasar kredit secara bertahap sebagai bentuk transmisi atas penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Hal ini diharapkan bisa mendongkrak permintaan kredit untuk menopang pemulihan ekonomi nasional. Namun, akselerasi pertumbuhan kredit tahun ini hanya bisa terwujud jika daya beli masyarakat meningkat secara signifikan.

Dalam situs PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, terhitung sejak 28 Februari 2021, BRI memangkas suku bunga dasar kredit (SBDK) untuk seluruh segmen dengan penurunan 150-325 basis poin (bps) dari posisi sebelumnya. Penurunan SBDK terbesar diberikan pada kredit konsumer non-kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar 3,25 persen. Dengan penurunan ini, SBDK non-KPR berubah dari semula 12 persen menjadi 8,75 persen.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan