logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บPenetrasi Kendaraan Listrik...
Iklan

KENDARAAN BERMOTOR

Penetrasi Kendaraan Listrik Kian Berat

Pemerintah didesak untuk konsisten dengan pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan yang mendukung pengembangan, bukan yang kontraproduktif.

Oleh
ARIS PRASETYO
ยท 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/FJqZ-zd0sieWsuq7echb7TL_n2k=/1024x570/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2Fe94ba31b-cca8-4cab-b851-aaabd05d0f06_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pengendara sepeda motor menggunakan jalur khusus bus Transjakarta untuk menghindari kemacetan di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, Rabu (23/12/2020). Mobilitas warga yang tinggi, meski diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, membuat penambahan kasus harian Covid-19 terus meningkat.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Penetrasi kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia diperkirakan kian berat setelah pemerintah menurunkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPnBM mulai 1 Maret 2021. Ada kekhawatiran pemakaian kendaraan berbahan bakar minyak tetap tinggi di tengah upaya pemerintah mendorong masyarakat beralih ke kendaraan listrik.

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan, tak hanya membuat penetrasi kendaraan listrik di Indonesia kian berat, kebijakan penurunan PPnBM tersebut terasa kontraproduktif dengan usaha pemerintah mendorong pemakaian kendaraan listrik. Beban emisi dikhawatirkan tetap tinggi lantaran masih masifnya pemakaian kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...