logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊUsaha Menjaga Harga Tahu Tempe
Iklan

Usaha Menjaga Harga Tahu Tempe

Pemerintah akan jadi penengah antara importir, produsen tahu-tempe, dan pasar untuk menjaga harga tahu dan tempe di batas yang wajar. Harga kedelai dunia diperkirakan masih akan naik seiring meningkatnya permintaan.

Oleh
Agnes Theodora/Anita Yossihara
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/AlJ3RBHZ_77M-rq9Hr4OdCw7IAs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2Fb52b133b-a66d-43cc-a454-665617b03d12_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Pedagang tempe-tahu menunggu pelanggan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (8/1/2021). Untuk menyiasati tingginya harga kedelai, pedagang tempe-tahu di kawasan tersebut tidak menaikkan harga jual, tetapi memperkecil ukuran tempe-tahu yang dijual.

JAKARTA, KOMPAS β€” Harga kedelai dunia diperkirakan terus menguat sampai akhir Mei 2021 seiring dengan permintaan yang meningkat dan pasokan yang ketat dari negara produsen. Pemerintah Indonesia menyatakan akan menjadi penengah antara importir, perajin, dan pasar untuk menjaga agar kenaikan harga tahu dan tempe tetap di batas yang wajar.

Per 8 Januari 2021, harga kedelai ada di level 13,75 dollar AS per gantang (27,2 kg), menguat dibandingkan dengan Januari-Agustus 2020 di kisaran 9 dollar AS per gantang. Di dalam negeri, harga kedelai impor melonjak dari kisaran Rp 6.000-Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 8.500-Rp 9.500 per kg.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan