logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊSiasat Kopi Negeri yang Tak...
Iklan

Siasat Kopi Negeri yang Tak Mau Mati Suri

Pandemi Covid-19 adalah momen untuk mengelola ekspektasi. Gerakan-gerakan sosial-ekonomi, kolaborasi, dan kerja sama diharapkan mampu menjadi gerakan ekonomi berjemaah menggeliatkan kopi Nusantara.

Oleh
M Paschalia Judith J/Karina Isna Irawan/Satrio Pangarso Wisanggeni
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Sf54RSwDq-zk_o6GGTOcPmxGXRs=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F78960c6e-17f3-463e-b385-c2bc3e036338_jpg.jpg
Kompas/Agus Susanto

Hasmin bersiap menyangrai kopi menggunakan rongsokan pesawat Perang Dunia II yang jatuh di Dusun Nating, Kecamatan Bungin, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Selasa (16/1/2018). Rongsokan pesawat yang berbentuk lubang besar tersebut digunakan sebagai wadah inti untuk menyangrai. Ia mengaku rongsokan tersebut peninggalan ayahnya.

”Semoga coffee roaster di Indonesia semakin banyak, semoga kafe semakin banyak, semoga yang berjualan kopi semakin banyak. Dengan demikian, petani kian sejahtera.”

Demikian doa Ayi Suteja saat wawancara eksklusif dengan Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI), Rabu (30/9/2020), dalam rangka Hari Kopi Internasional yang diperingati setiap 1 Oktober. Ayi adalah petani kopi sekaligus Pengurus Koperasi Murbeng Puntang, Jawa Barat.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan