logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊImbal Dagang, Kisah Klasik...
Iklan

Imbal Dagang, Kisah Klasik Mencuat Lagi

Jika diseriusi, ke depan, imbal dagang ini tak hanya bisa menjaga keseimbangan ekspor dan impor di antara dua negara, tetapi juga meningkatkan teknologi dan sumber daya manusia Indonesia.

Oleh
hendriyo widi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TkAGODEArh-xrUtlxCxuuZNp-xc=/1024x579/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2F20131031RZF10.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Pesawat tempur Sukhoi Su-27 TNI AU ambil bagian dalam latihan puncak Angkasa Yudha 2013 di Pangkalan Udara Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (30/10/2013). Latihan tersebut melibatkan unsur TNI AU, baik unsur pesawat tempur, helikopter, maupun pasukan.

Imbal dagang, salah satu ragam cara perdagangan antarnegara, mencuat kembali tahun ini, setelah timbul dan tenggelam sepanjang 2009-2019. Hasilnya masih tak kunjung terealisasi. Dalam kurun waktu tersebut, Indonesia menerapkan skema ini terhadap tiga negara, yaitu Rusia, Korea Selatan, dan India.

Imbal dagang atau barter ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan dua negara yang saling bekerja sama. Dua skema imbal dagang yang kerap digunakan dalam perdagangan internasional adalah imbal beli (counter purchase) dan offseet.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan