logo Kompas.id
EkonomiKaji Ulang Mekanisme Penetapan...
Iklan

Kaji Ulang Mekanisme Penetapan Harga Biodiesel

Rendahnya harga minyak mentah dunia akibat pandemi Covid-19 menyebabkan selisih harga solar dengan biodiesel melebar. Subsidi untuk biosolar pun membengkak. Mekanisme penetapan harganya dinilai perlu dikaji ulang.

Oleh
ARIS PRASETYO / KARINA ISNA IRAWAN
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/e3AHABgJeR8ioVhOz0QoAaLr_Bc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2Fe3158912-0b01-4585-9f6b-eb33ba093bc1_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Presiden Joko Widodo menyaksikan pengisian bahan bakar dengan menggunakan biodiesel 30 persen (B30) pada  peresmian implementasi energi baru terbarukan B30 di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019).

JAKARTA, KOMPAS — Harga bahan bakar nabati jenis biodiesel dianggap perlu menyesuaikan harga solar agar selisih keduanya tidak semakin timpang. Kesenjangan harga membuat ongkos subsidi yang diambil dari dana sawit semakin besar.

”Kebijakan mencampur biodiesel ke dalam solar perlu ditinjau ulang. Seandainya (kebijakan) dilanjutkan, harus ada penyesuaian besaran subsidi per liternya,” kata Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro, saat dihubungi, Senin (15/6/2020).

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan