logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊSebagian Pabrik Pengolahan...
Iklan

Sebagian Pabrik Pengolahan Susu Tolak Beli Susu dari Peternak

Peternak tertarik menjual susu tanpa perjanjian di atas kertas karena ada iming-iming harga beli yang lebih tinggi. Padahal, harga tinggi tetapi kontinuitasnya tidak bisa dijamin juga akan sangat merugikan peternak

Oleh
DAHLIA IRAWATI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/h1LNGgIOxCHrs3Rpyzc_SWcsD4A=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2Fa0afd1b4-8a9b-4dc3-a2f4-fcb372929f1c_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Peternak sapi perah menyetorkan susu kepada petugas dari koperasi unit desa (KUD) saat peringatan 66 tahun berdirinya Dusun Merapisari di Dusun Merapisari, Desa Ngablak, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (16/4/2020). Koperasi membantu menjembatani penyaluran susu perah dari peternak ke pabrik pengolah susu.

MALANG, KOMPAS β€” Penurunan daya beli masyarakat disinyalir menurunkan pembelian produk susu oleh masyarakat. Dampaknya, sebagian pabrik pengolahan susu mengurangi bahkan menolak membeli susu dari peternak.

Sekretaris Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur Sulistyanto, Senin (27/4/2020), mengatakan, ada dua kondisi berbeda terkait pembelian produk susu di Tanah Air selama masa pandemi Covid-19. Untuk industri baru pengolahan susu, dengan produk susu cair, misalnya susu pasteurisasi, memang bisa jadi terdampak dengan turunnya daya beli masyarakat.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan