logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊInflasi Terendah, Pelemahan...
Iklan

Inflasi Terendah, Pelemahan Daya Beli Tetap Diwaspadai

Daya beli melemah karena harga properti terus naik, yang turut memengaruhi harga sewa dan kontrak rumah. Jika harga properti tidak dikontrol, kenaikan tarif sewa dan kontrak rumah mungkin memicu resesi ekonomi.

Oleh
karina isna irawan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/niGSOqM-AFVytQ6cYgHvIAG0NQM=/1024x680/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F2d7c42f1-73d2-41f8-be79-59850b6f1f1a_jpg.jpg
KOMPAS/ALIF ICHWAN

Pekerja mengupas dan memisahkan bawang merah yang baik untuk ditawarkan kepada pembeli. Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2020, sejumlah harga bahan pokok di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Minggu (15/12/2019), mengalami kenaikan. Salah satunya adalah harga bawang merah yang naik dari Rp 28.000 per kilogram menjadi Rp 35.000 per kilogram.

JAKARTA, KOMPAS β€” Inflasi pada Januari-Desember 2018 sebesar 2,72 persen dan merupakan yang terendah sejak 2012. Namun, angka inflasi yang rendah mesti diwaspadai karena ada indikasi pelemahan daya beli.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, beberapa komoditas yang memiliki andil paling besar terhadap inflasi 2019 adalah emas perhiasan (0,16 persen), cabai merah (0,15 persen), tarif sewa rumah (0,1 persen), bawang merah (0,1 persen), rokok keretek filter (0,09 persen), tarif kontrak rumah (0,08 persen), bawang putih (0,06 persen), dan upah asisten rumah tangga (0,06 persen).

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan