logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊDigitalisasi Manuskrip...
Iklan

Digitalisasi Manuskrip Pesantren Tebuireng untuk Merawat Pengetahuan

Upaya digitalisasi manuskrip kuno di pesantren terus dilakukan untuk mencegah manuskrip rusak, hilang, atau musnah, berikut pengetahuan yang terkandung di dalamnya.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Β· 1 menit baca
Petugas pengelola manuskrip, Kurnia Heniwati, memeriksa proses digitalisasi naskah kuno Suluk Syattariyah di Museum Radya Pustaka, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (17/3/2021). Digitalisasi dilakukan untuk menyelamatkan isih naskah kuno yang semakin rapuh karena usia. Museum yang didirikan pada 1890 ini memiliki dokumen tertua berupa naskah Serat Yusuf yang dibuat tahun 1729.
FERGANATA INDRA RIATMOKO

Petugas pengelola manuskrip, Kurnia Heniwati, memeriksa proses digitalisasi naskah kuno Suluk Syattariyah di Museum Radya Pustaka, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (17/3/2021). Digitalisasi dilakukan untuk menyelamatkan isih naskah kuno yang semakin rapuh karena usia. Museum yang didirikan pada 1890 ini memiliki dokumen tertua berupa naskah Serat Yusuf yang dibuat tahun 1729.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sejumlah manuskrip kuno yang ada di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dilestarikan melalui digitalisasi. Pengetahuan dan pemikiran keislaman dalam manuskrip tersebut dapat menjadi referensi pengetahuan masa kini.

Digitalisasi tersebut merupakan program Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA). Program ini dikerjakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif HidayatullahJakarta bekerja sama dengan Pesantren Tebuireng. Adapun Pesantren Tebuireng didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan