Predator Seks
Penyimpangan bahasa dapat diterima pengguna bahasa karena berbagai faktor, seperti terjadi pada predator seks. Idiom yang identik dengan binatang buas itu disematkan pada manusia yang perilakunya seperti binatang.
Belakangan, idiom predator seks ramai diperbincangkan. Ada nuansa hiperbolis dalam idiom tersebut. Nuansa berlebih-lebihan itulah yang tampaknya memengaruhi pemakaian kata predator ketimbang, misalnya, penyimpangan, kelainan, atau malah paedofilia, lantaran seperti yang kita tahu bahwa kata tersebut identik dengan binatang buas bertipe pemangsa selain istilah karnivor.
Dapat kita lihat ada penyimpangan dalam idiom tersebut. Namun, nuansa sarkasme menjadikannya bisa dimaklumi. Pemakaian kata yang lazimnya disematkan pada binatang seharusnya juga tersemat pada binatang, tetapi dalam dinamika pemakaiannya kemudian berkembang sedemikian rupa.