logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanGuru Didorong Belajar Mandiri ...
Iklan

Guru Didorong Belajar Mandiri Menerapkan Kurikulum Merdeka

Kesiapan guru untuk menerapkan Kurikulum Merdeka tidak lagi menunggu giliran pelatihan dari pemerintah pusat dan daerah. Para guru didorong mempelajari Kurikulum Merdeka secara mandiri lewat platform digital.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
· 1 menit baca
Petugas Dinas Perhubungan Kota Surakarta membimbing guru yang mengikuti pelatihan inovasi pembelajaran Dalan Slamet di SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (16/10/2020). Pelatihan penyampaian materi ajar tentang keselamatan berlalu lintas yang dikemas dalam 11 permainan interaktif tersebut diikuti 74 guru SD. Melalui pelatihan tersebut, diharapkan para guru dapat mengajarkan tentang budaya tertib berlalu lintas kepada murid mereka secara menyenangkan.
KKOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Petugas Dinas Perhubungan Kota Surakarta membimbing guru yang mengikuti pelatihan inovasi pembelajaran Dalan Slamet di SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (16/10/2020). Pelatihan penyampaian materi ajar tentang keselamatan berlalu lintas yang dikemas dalam 11 permainan interaktif tersebut diikuti 74 guru SD. Melalui pelatihan tersebut, diharapkan para guru dapat mengajarkan tentang budaya tertib berlalu lintas kepada murid mereka secara menyenangkan.

JAKARTA, KOMPAS — Kesiapan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka tidak lagi menunggu pelatihan guru dan kepala sekolah secara berjenjang dari pemerintah pusat ataupun daerah. Para guru dan tenaga kependidikan di sekolah-sekolah yang berminat untuk mulai menerapkan Kurikulum Merdeka tahun 2022 dapat mempelajari secara mandiri kurikulum baru ini lewat platform digital yang disiapkan pemerintah.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Zulfikri Anas di webinar ”Silaturahmi Merdeka Belajar: Wujudkan Pelajar Pancasila Melalui Kurikulum Merdeka”, Kamis (17/2/2022), mengatakan, pada masa lalu, kesiapan menerapkan kurikulum baru bergantung pada pelatihan berantai sehingga saat sampai ke guru cenderung menekankan tentang hal-hal administratif.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan