logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanSebanyak 374 Peneliti dan...
Iklan

Sebanyak 374 Peneliti dan Pegawai Puslit Arkenas ”Bedol Desa” ke BRIN

Seperti di lembaga-lembaga lainnya, penggabungan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional ke Badan Riset dan Inovasi Nasional juga mengalami dinamika. Puslit Arkenas bertugas mengelola aset peradaban leluhur.

Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2RFzxnhg09Lw8jwMmgmK0SycajI=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_20541120_129_0.jpeg
Kompas

Arkeolog Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas),  E Wahyu Saptomo (kiri) dan Jatmiko (kanan), mengamati replika tengkorak Homo floresiensis atau manusia Liang Bua, Selasa (16/12/2014), di Kantor Puslit Arkenas, Jalan Raya Condet, Pejaten, Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 374 peneliti dan pegawai Pusat Penelitian Arkeologi Nasional ”bedol desa” dengan bergabung dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN. Di lembaga baru ini, Puslit Arkenas menjadi Organisasi Riset Arkeologi yang dipimpin oleh pejabat fungsional peneliti utama setingkat eselon I.

Dari 374 peneliti dan pegawai Puslit Arkenas tersebut, sekitar 60 peneliti di antaranya merupakan para peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) dari berbagai provinsi. Seperti halnya Puslit Arkenas, para peneliti BNPB sebelumnya berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan kemudian melebur ke BRIN.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan