logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanSepenggal Kebajikan dari...
Iklan

Sepenggal Kebajikan dari Tuturan ”Alkisah”

Kisah pewayangan kerap dimulai dengan kata alkisah. Kata itu sesungguhnya hanya pembuka dari kisah-kisah besar yang saling terhubung. Di dalamnya tersimpan filosofi hidup dan pesan kebajikan.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UHFo9lKwmgbwagtCjot7z62ZFpo=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2Fa540981a-1ac1-4de1-88b5-8640f4e43830_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Sejumlah wayang kulit, wayang golek, dan wayang suket dipamerkan dalam pameran bertajuk ”Wayang Rupa Kita” di Bentara Budaya Jakarta, Sabtu (20/11/2021). Pameran yang berlangsung hingga 4 Desember 2021 ini menampilkan wayang koleksi Bentara Budaya. Pameran bertujuan sebagai bentuk upaya Bentara Budaya menjaga tradisi dan kebudayaan Indonesia.

Alkisah, bumi terbagi dalam beberapa kerajaan. Di sana ada raja yang memegang takhta tertinggi, putri yang siap mengorbankan hati dan cintanya demi kerajaan, hingga ksatria yang menempa diri mencapai kasampurnan atau kesempurnaan. Cerita mereka dibekukan dalam kisah pewayangan. Di sana, ada petuah dan pesan kebajikan yang terselip dalam kata dan tindak tanduk mereka.

Kisah Ekalaya jadi pembuka tulisan kali ini. Ekalaya, seorang raja dari Negeri Paranggelung, adalah pemanah hebat. Ia ingin mengasah kemampuannya, lalu menjadi pemanah yang lebih andal lagi. Ia datang ke hadapan Durna, sang guru sakti mandraguna, untuk berguru.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan