logo Kompas.id
Pendidikan & Kebudayaan”Anjay, Anjir, Anjrit”
Iklan

”Anjay, Anjir, Anjrit”

Negatif-positif makna kata bergantung pada pikiran dasar dan tujuan pemakainya. Namun, makna kata juga ditentukan konteks: di mana, kapan, dan dalam situasi apa kata itu digunakan.

Oleh
Maman S Mahayana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oSihYRFAnA68l72aMeNRqP_6Wzc=/1024x1116/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2FIMG_9370_1635763257.jpg
MAMAN S MAHAYANA UNTUK KOMPAS

Maman S Mahayana, Pengajar di Fakultas Ilmu Budaya UI

Belum lama ini, kata anjay jadi viral. Beberapa pihak menganggap kata itu tidak patut digunakan. Alasannya, kata itu berasal dari kata anjir, turunan anjrit yang sumber aslinya: anjing.

Ada pula yang menilai kata itu mengandung unsur kekerasan verbal. Lalu muncullah imbauan agar anak-anak tak memakai kata itu! Meski begitu, banyak pula yang tak setuju. Sikap yang menilai kata anjay bernuansa negatif terlalu berlebihan, tak paham hakikat bahasa (manusia) yang maknanya dapat meluas dan menyempit. Terlebih lagi, kata itu belum masuk entri kamus resmi (KBBI).

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan