logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanTembok, Si Penyampai Pesan...
Iklan

PENGHAPUSAN MURAL

Tembok, Si Penyampai Pesan Ulung

Walau diam saja, tembok ternyata ”banyak bicara” ketika tubuhnya digambar ini-itu dan ditulis macam-macam. Tubuhnya jadi warna-warni dan sarat pesan dari warga yang tidak punya ruang bicara.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/NyyS011gTCrJp4jMzcXzwZxepVc=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F12ff618b-7e45-4af6-930f-bf784f94365d_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Warga melintas di dekat tembok yang dimural bertema kemerdekaan di kawasan Poncol Lestari, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (9/8/2020). Kritikan terhadap pencapaian bangsa Indonesia setelah 75 tahun merdeka diekspresikan warga melalui seni mural.

Grafiti berisi narasi perjuangan dan perlawanan sudah ada di Indonesia sejak zaman kemerdekaan. Seniman bergerilya dari tembok ke tembok, menyapukan cat, kemudian merangkai kata. Kondisi serupa masih terjadi pada 2021.

Pada 18 Agustus 2021 malam, seniman Edi Bonetski membuat mural di Jalan Inpres, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten bersama sejumlah warga lokal. Mereka membeli cat sendiri, lalu menggambar di tembok salah satu warung yang kerap digambar orang-orang. Setelah dua jam, tepatnya 19 Agustus 2021 pukul 01.00, muralnya selesai.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Tembok, Si Penyampai Pesan Ulung".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...