logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊSkeptisisme Kunci Menghadapi...
Iklan

Skeptisisme Kunci Menghadapi Infodemi

Infodemi perlu disikapi dengan bersikap skeptis terhadap informasi yang beredar. Pers berperan sebagai penjernih informasi.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/C5bHfuZ8dx2RMq3anWZWo_cTpyQ=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2Fca0d8331-7a91-4ecc-982b-b8975e14b4f1_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Kolong jembatan layang di kawasan Rawa Panjang, Kota Bekasi, Jawa Barat, dihiasi mural untuk melawan penyebaran informasi palsu di masyarakat atau hoaks, seperti yang ditemui pada Minggu (28/2/2021). Sejumlah kalangan berharap revisi revisi Undang-undang (UU) No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) bisa segera terealisasi. UU ITE, harus bisa menjadi media untuk memberantas hoaks dan ujaran kebencian.

JAKARTA, KOMPAS – Infodemi dapat direspons dengan bersikap skeptis terhadap informasi yang beredar di dunia maya. Literasi digital dan nalar berpikir kritis perlu dibangun. Peran pers pun kian penting untuk menyediakan informasi terverifikasi.

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat 247 hoaks beredar sepanjang Januari 2021 hingga 22 Juni 2021. Sebanyak 103 hoaks di antaranya tentang vaksin Covid-19.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan