Pers yang Bebas Membangun Relasi dengan Masyarakat Sipil
Pers dan masyarakat sipil bisa saling memperkuat peran masing-masing dalam masyarakat demokratis. Relasi keduanya akan terbangun jika insan pers menegakkan pers yang bebas.
[caption id="attachment_11485802" align="alignnone" width="720"] Tangkapan layar Konferensi Kebebasan Pers Dunia 2020 yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu-Kamis (9-10/12/2020). Tampak Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok (kiri) dalam diskusi panel pada hari pertama Konferensi Kebebasan Pers Dunia 2020, Rabu.[/caption]
Pers dan masyarakat sipil memainkan peran penting dalam masyarakat demokratis dan sama-sama menjadi pengawas jalannya pemerintahan. Keduanya bisa saling memengaruhi dan bekerja sama untuk memperkuat peran masing-masing.
Namun dalam praktiknya, dalam beberapa kasus, pers dan masyarakat sipil berseberangan. Dalam unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja pada Oktober 2020, misalnya, sejumlah media dinilai gagal menjalankan fungsinya dalam memberikan ruang bagi diskursus publik, bahkan jauh sejak pembahasan rancangan undang-undang ini mulai menjadi perbincangan publik.