Ingat Pesan Ibu
Pemakaian istilah 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dinilai terlalu umum. Diperlukan akronim yang lebih spesifik seperti TAJAM: tangan (dicuci), jarak (dijaga), mulut (ditutupi masker).
Sudah pasti bahwa setiap usaha ikhlas untuk mencegah penyebaran virus korona merupakan usaha terhormat. Dunia rupanya tidak pernah segelap ini sejak wabah flu spanyol merajalela sekitar seratus tahun yang lalu, dan kita tentu perlu memerangi ancaman baru ini bersama-sama. Meski begitu, ada cara menyampaikan informasi yang bisa dinilai baik, dan ada kebalikannya.
Ketika saya menjadi pengontrak rumah pertama kali di Yogya lebih dari dua puluh tahun yang lalu, Ibu yang menyewakan hunian sederhana itu mengajarkan strategi 3M kepada saya. Dengan bangga dan terang, dia menjelaskan bahwa penyakit demam berdarah dan malaria (dan nyamuk secara umum) bisa diperangi melalalui 3M: menguras, menutup, mengubur. Dari awal saya tidak begitu diyakinkan oleh strategi ini dari segi bahasa. Soalnya, saya baru saja menyadari bahwa hampir semua kata kerja dalam bahasa Indonesia bisa diawali oleh meN-. Dengan demikian, konsep 3M agak kehilangan relevansinya dan setelah sepuluh menit saya sudah lupa akan penjelasan Ibu tadi. 3M? Membeli obat nyamuk, memakai kelambu, menyalakan obat bakar? Menarik selimut, memakai baju berlengan panjang, menghindari sungai kotor?