logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanGuru Khawatir Kembali ke...
Iklan

Guru Khawatir Kembali ke Sekolah

Pembelajaran jarak jauh dianggap guru sebagai solusi utama agar anak tetap memperoleh hak pendidikannya selama pandemi Covid-19. Oleh karena itu, guru berharap mereka didukung dengan pelatihan keterampilan digital.

Oleh
Mediana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Nu4M9171vgYts7DafC_JOvDE5Zg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2Fbaab1681-098c-4b74-bf4b-1750ff1401f5_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Guru memasak hidangan berbahan sayur dan disiarkan melalui aplikasi Youtube di SMP Lazuardi Kamila GCS, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (15/10/2020). Siaran tersebut dibuat untuk diakses murid mereka yang masih harus belajar secara daring dari rumah. Selain untuk menyambut Hari Pangan Sedunia, kegiatan itu juga untuk mengajarkan pentingnya mengonsumsi makanan sehat.

JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai menyebabkan guru khawatir kembali untuk menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Mereka sepakat pembelajaran jarak jauh dilanjutkan.

Berdasarkan hasil survei ”Suara Guru di Masa Pandemi Covid-19”, sebesar 76 persen guru merasa khawatir dan ragu kembali ke sekolah selama masa pandemi Covid-19. Kekhawatiran terbesar berturut-turut, yaitu penularan Covid-19 pada peserta didik (44 persen), pada diri sendiri (37 persen), tidak bisa melakukan proses belajar mengajar dengan nyaman (29 persen), tidak dapat menjalankan pembelajaran tatap muka dengan efektif (24 persen), dan keluarga di rumah tertular (23 persen). Survei itu dilakukan oleh Wahana Visi Indonesia dan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan