logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊTiga Tahun Terakhir, Ada 11...
Iklan

Tiga Tahun Terakhir, Ada 11 Bahasa Daerah di Nusantara Punah

Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah yang tersebar di sejumlah pulau. Ini kekayaan budaya yang jarang dipunyai negara-negara lain. Hanya saja, sebagian bahasa daerah itu mulai punah akibat kehilangan penutur lokal.

Oleh
Caecilia Mediana
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5YjZTK_T4XtLj6Twa5V7uTIEHzM=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FIMG_20200221_111436_1582267418.jpg
KOMPAS/MEDIANA

(Dari kiri ke kanan) Pelaksana Tugas Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Kemendikbud Urip Danu Ismadi, Kepala Badan Bahasa Kemendikbud Danang Sunendar, dan Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rahman berfoto bersama di acara syukuran Hari Bahasa Ibu Internasional, Jumat (21/2/2020).

JAKARTA, KOMPAS β€” Selama tiga tahun terakhir, ada 11 bahasa daerah di Indonesia yang punah. Fenomena ini merupakan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya. Kepunahan terjadi akibat tidak ada lagi penutur bahasa tersebut di daerah masing-masing.

Berdasarkan data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), 11 bahasa daerah yang punah itu berasal dari provinsi Papua Barat, Papua, Maluku, dan Maluku Utara. Contoh bahasa daerah yaitu bahasa Tandia (Papua Barat), bahasa Ternateno (Maluku Utara), bahasa Mawes (Papua), dan bahasa Hoti (Maluku).

Editor:
ilhamkhoiri
Bagikan