logo Kompas.id
Di Balik BeritaMenjadi ”Anjing Penjaga” di...
Iklan

Menjadi ”Anjing Penjaga” di Tengah Pusaran Politik

Setidaknya, ”gonggongan” selama lebih dari enam bulan ini berhasil menjadi pengingat bagi pemerintah dan penyelenggara pemilu agar dapat menyelenggarakan pilkada secara lebih matang dibandingkan biasanya.

Oleh
Nikolaus Harbowo
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/N9zX3kh8M8brZh183Z_58QwMjpU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F20201209_085300_1607690856.jpg
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI

Petugas KPPS TPS 001 Desa Magersari mengecek suhu tubuh warga yang hendak menyalurkan hak suaranya dalam Pilkada Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (9/12/2020).

Serangkaian liputan Pemilihan Kepala Daerah 2020 mengingatkan penulis pada tugas jurnalis sebagai ”anjing penjaga”. Jika melihat ada ketidakberesan dalam pengambilan sebuah kebijakan, jurnalis wajib mengkritisinya. Harapannya, kebijakan yang muncul tetap berorientasi pada kebaikan bersama.

”Sekarang mau pilih penyakit atau pilih pemimpin? Enggak usah buru-burulah kayak gini-gini, malah bikin rumit. Covid masih tinggi,” ujar Achmad Yurianto saat masih menjabat juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19, pertengahan Mei 2020.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan