logo Kompas.id
β€Ί
Di Balik Beritaβ€ΊMembalas Utang Budi pada...
Iklan

Membalas Utang Budi pada Merapi

Tiba di Umbulharjo, baru saja turun dari mobil, saya langsung dihadapkan pada pemandangan mengenaskan. Seorang ibu yang kakinya terkena lahar panas tengah digotong beramai-ramai.

Oleh
Wawan H Prabowo
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/1XZXWthQAnyuyLRxJ-R9yGoPFSw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20101029WAK406_1605703289.jpg
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Luncuran awan panas dari puncak Merapi terlihat dari Desa Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (29/10/2010). Hingga kini, aktivitas Gunung Merapi masih tinggi. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menyatakan status Merapi masih awas.

Erupsi Merapi 10 tahun lalu menjadi peristiwa yang sulit saya lupakan. Saat itu, timbul korban jiwa hingga ratusan orang. Erupsi Merapi yang juga menelan ratusan korban jiwa terakhir terjadi pada tahun 1972.

Tanggal 25 Oktober 2010, saya pergi ke beberapa pengungsian warga Merapi, yakni di Umbulharjo, Pakem, dan Turi. Saat itu, status Merapi sudah mencapai level Awas.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan