logo Kompas.id
β€Ί
Cerpenβ€ΊKegemparan di Kota Zo
Iklan

Kegemparan di Kota Zo

Jika mereka bernasib buruk menjadi orang biasa, anak-anak mereka harus memutus nasib buruk itu. Suami dan istri bekerja setidaknya sepuluh jam dalam sehari, dan di akhir pekan mereka mempunyai pekerjaan sampingan.

Oleh
Ni Komang Ariani
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PHibaqID9bsLX4Kb36QjO0jYr1I=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F11%2F6f3b5b46-1957-4201-966c-e5f6035ce666_png.jpg

Kematian-kematian misterius mengguncangkan kedamaian di kota Zo. Kematian yang datang kali ini bukan kematian biasa. Kematian yang diam-diam. Di apartemen yang sunyi dengan pemilik tunggal. Tanpa rasa sakit. Dilakukan oleh orang-orang muda, yang terlihat bugar dalam kesehariannya. Pada setiap kematian itu, anak-anak muda itu akan menulis selembar surat wasiat. ”Saya mati tanpa rasa sakit dan tidak disebabkan oleh siapa pun. Kematian saya bukan merupakan kehilangan bagi kota Zo yang saya cintai ini. Saya memilih kematian yang saya rasa lebih tepat untuk saya.”

”Kami menduga ada sebuah zat terlarang yang telah beredar di tengah-tengah masyarakat.” Kapten polisi memberi keterangan kepada wartawan.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan