Hari Pertama Menjadi Dukun
Kadang, dalam keseharian, aku sering berseloroh, enak juga jadi dukun. Tapi, aku tak memiliki keahlian dukun. Aku tak memiliki keturunan dukun.
Seperti biasa, pagi itu aku menikmati kopi kental manis dan singkong rebus. Tidak ada lagi rokok. Sudah lama tidak merokok mengikuti nasihat istri. Bukan soal kesehatan, tapi lebih banyak masalah ekonomi. Aku hitung sudah tiga tahun tidak ada kerja jelas dan tiga tahun pula tidak merokok.
Istriku duduk di sebelahku. Ia mengeluhkan anak-anak yang belum bayar sekolah tiga bulan. Listrik mau dicabut. Kemarin ada petugas listrik mau cabut. Tapi, keahlian istriku melakukan negosiasi, membuat petugas PLN pulang tanpa hasil. Telepon rumah tinggal bisa menerima. Tak bisa lagi dimanfaatkan keluar. Ada telepon genggam kuno yang kebetulan tak lagi ada pulsa. Aku kadang memainkan telepon genggam hanya untuk menghitung kalkulator tanpa tujuan jelas.