logo Kompas.id
BukuRealisme Sosial dan Kumpulan...
Iklan

Realisme Sosial dan Kumpulan Cerpen ”Kompas”

Konteks yang dirujuk oleh cerpen-cerpen ini adalah lokalitas-lokalitas (sosial, personal) yang terasa kuat dan otonom.

Oleh
I WAYAN ARTIKA
· 1 menit baca
Yohanes Krisnawan
YOHANES KRISNAWAN

Yohanes Krisnawan

Bagi pembaca sastra, ulasan sekilas atas beberapa cerpen dalam sebuah antologi adalah hal yang lazim. Seperti ulasan berikut.

Bisa jadi sampai pada pernyataan atau komentar singkat terhadap cerpen ”Api Kota Smyrna” (Risda Nur Widia) adalah cerpen yang tidak memiliki alur. Cerpen ini senada dengan ”Upacara Ona” (Kiki Sulistya). Kedua cerpen ini kontras dengan cerpen ”Rumah yang Selalu Berbau Busuk” (Supartika). Atau, mengklaim sebuah cerpen mengandung gagasan besar, yang sama sekali baru dan belum pernah ada. Cerpen ”Khasiat Embun Pohon Putih” (Ahda Imran) mengandung satu gagasan betapa pentingnya ingatan itu hilang sehingga manusia bebas dari pengaruh ingatan. Demikian pula variabel rasa kantuk yang ingin dihilangkan karena seseorang takut tidur dan bermimpi buruk. Agar bebas dari persoalan ini, maka rasa kantuk harus dilenyapkan (”Manusia Kelelawar”, Damhuri Muhammad). Gagasan tentang apakah robot akan masuk surga tidak pernah dipikirkan, tetapi dalam ”Nirvana” (Saras Dewi) terkisahkan.

Editor:
YOHANES KRISNAWAN
Bagikan