Jembatan Frans Seda
Frans Seda menjadi jembatan kemanusiaan yang didasarkan atas imannya, demi pemuliaan kemanusiaan dan kebaikan bersama sebagai bangsa Indonesia. Jembatan Frans Seda adalah penegasan diri seorang Frans Seda.
Kehadiran artikel ini tersentil penutup artikel Baskara T Wardaya โFrans Seda, Pejuang Seumur Hidupโ (Kompas, 26 Oktober 2022) dan peristiwa rutin tahunan penganugerahan gelar pahlawan nasional yang tahun ini diterimakan kepada lima tokoh bangsa. Baskara menulis, begitu tinggi dan konsistennya kiprah dan komitmen Frans Seda sejak muda hingga menjelang akhir hayat, rasanya pantas sang pejuang seumur hidup itu dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Membaca puluhan buku dalam bahasa Indonesia tentang ketokohan Frans Seda, termasuk terbitan terakhir Putra Nusa Bunga & Wastra NTT:Mengenang Sosok Frans Seda (Penerbit Buku Kompas 2022), terekam ode dan kritik tentang ekonom, nasionalis, negarawan, pejabat tinggi dalam era tiga zaman, dan tiga menteri di bawah tiga presiden yang berbeda-beda itu. Di antaranya menarik isu terakhir yang muncul dalam acara bedah buku Putra Nusa Bunga & Wastra NTT: Mengenang Sosok Frans Seda, pada 4 Oktober 2022. Selain ketiga penulisnya (Sri Sintasari-Neneng Iskandar, Diana Damayanti, dan Benny Gratha), tiga pembedah lainnya adalah Totok A Soefyanto, Hermin Kleden, dan Romo BS Mardiatmadja SJ.