logo Kompas.id
β€Ί
Artikel Opiniβ€ΊBerhentilah Membenci
Iklan

Berhentilah Membenci

Politik selalu berkemelut, karena sejatinya tempat beragam kepentingan bertemu. Namun, membiarkan politik terjebak tempat kebencian terus-menerus, tentu mustahil menghadirkan politik sebagai medium kemaslahatan bersama.

Oleh
M SUBHAN SD
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/jYHOYaRtTaf1uP4grgxKKliKAdg=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F09%2F40d80b73-dc0a-4457-bb51-f2a19f5e2314_jpg.jpg

Sesuai konstitusi, Pemilihan Presiden 2024 digelar dua tahun lagi. Berarti kita mesti bersiap menghadapi suhu politik memanas kembali, meski sejak Pilpres 2014 narasi politik juga belum beranjak dari kekenesan dan kesinisan. Media sosial, kolom komentar di berita-berita daring, hingga saling lapor ke polisi, memperlihatkan ekspresi permusuhan.

Diksi negatif seperti bodoh, dungu, cebong, kampret, kadrun, jin buang anak, genderuwo, setan terpampang jelas di gawai, internet, dan media massa. Tak risih lagi mempertontonkan sikap reaktif, emosional, atau sumbu pendek.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan