Republik Ide, Pengorbanan, dan Kebangkitan Indonesia
Di tengah kebangkrutan moral di kalangan pemimpin, bangsa ini membutuhkan keteladanan moral yang luhur, yang dimulai dari para pemimpin, agar berdiri di garda terdepan dalam mewujudkan cita-cita negara Indonesia.
Demokrasi elektoral yang dikendalikan politik uang telah memproduksi banyak pemimpin yang berjiwa kerdil. Alih-alih memperjuangkan bangsa Indonesia yang bersih dari korupsi, sesuai amanah Reformasi, mereka justru bangga dalam memperebutkan kekuasaan dengan politik uang dan, konsekuensinya, menyelenggarakan negara dengan praktik korupsi. Keserakahan telah memperbudak mentalitas pemimpin untuk menumpuk kekayaan pribadi dengan mengorbankan hajat hidup rakyat banyak.
Padahal, sebagai ”proyek bersama”, demikian Benedict Anderson berpidato tentang Indonesian Nationalism Today and in the Future, di Jakarta, Kamis (4/3/1999), nasionalisme Indonesia ”menuntut pengorbanan diri [dari para pemimpin], bukannya malah mengorbankan orang lain. Inilah mengapa tidak pernah terlintas dalam pikiran para pejuang kemerdekaan bahwa mereka memiliki hak untuk membunuh warga Indonesia lainnya; sebaliknya, mereka harus memiliki keberanian untuk dipenjara, dianiaya, dan diasingkan demi kebahagiaan dan kebebasan sesama warga negara di masa depan”.