Mimpi Sesat Berburu Pemimpin "Kuat"
Menunda Pemilu 2024 akan menjadi pintu masuk otoritarianisme yang mengakibatkan bangsa dan negara porak-poranda.
Gagasan kocak penundaan Pemilu 2024 menuai kritik pedas dan tingkat resistensi tinggi dari masyarakat sipil, akademisi, tokoh masyarakat, dan beberapa partai politik. Bahkan, Presiden Joko Widodo sejak awal (2019) berkali-kali menolak keras agenda tersebut. Ia sengaja mengartikulasikan penolakannya secara lugas karena ingin meyakinkan publik bahwa ia taat dan patuh terhadap konstitusi serta menjaga martabat dan marwah nilai-nilai demokrasi.
Menunda Pemilu 2024 akan menjadi pintu masuk otoritarianisme yang mengakibatkan bangsa dan negara porak-poranda. Sayangnya, masih cukup banyak petinggi negara dan politisi mempercantik logika pembenaran proposisi sesat yang dapat mengakibatkan demokrasi semakin ringkih sehingga publik meragukan ketegasan penolakan Presiden.